KAMI INDONESIA – Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2023, menewaskan sedikitnya enam orang dan menyebabkan puluhan orang lainnya hilang.
Kapal yang berlayar dari Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali tersebut mengalami insiden tragis yang terdeteksi sekitar pukul 23.35 WIB.
Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama
KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam setelah diduga mengalami kebocoran di ruang mesin. Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, menyebutkan bahwa ‘pukul 00.16 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar informasi di channel 17 untuk KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal.’
Kebocoran yang terjadi di kapal ini memicu situasi krisis yang segera ditangani oleh pihak berwenang. Upaya dari tim di lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan penumpang dan awak semakin mendesak, sehingga tindakan darurat perlu segera dilaksanakan.
Proses Pencarian Korban
Proses pencarian korban berlangsung intensif setelah kapal dinyatakan tenggelam. Hingga Kamis, 3 Juli 2023 petang, dari total 65 penumpang dan awak kapal, 35 orang berhasil ditemukan, di mana enam di antaranya telah dilaporkan meninggal dunia.
Upaya pencarian melibatkan berbagai unit, seperti helikopter rescue HR 3606, Pesud P-8304, dan helikopter milik POLRI. Selain itu, penggunaan thermal drone digunakan untuk menyisir area perairan Selat Bali, menandai koordinasi dalam pencarian.
Kepala Kantor SAR dan Investigasi Kecelakaan
Pencarian masih berlanjut pada hari kedua dengan fokus utama pada 30 penumpang dan awak kapal yang masih hilang. Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa data manifest menunjukkan sebanyak 30 orang belum ditemukan, sementara tim gabungan terus bekerja keras.
Nanang menambahkan bahwa pencarian akan difokuskan menggunakan alat laut skala besar, mengingat kondisi gelombang laut di selatan Pulau Bali yang tinggi. ‘Kapten kecil akan ditarik terlebih dahulu,’ ujarnya.
Menhub Dudy Purwagandhi menyerahkan proses investigasi penyebab tenggelamnya kapal ini kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan menekankan bahwa ‘adapun penyebab kecelakaan kami akan menyerahkan kepada KNKT untuk melakukan investigasi,’ sembari mengedepankan prioritas penyelamatan korban.