Dalam dunia investasi dan keuangan, perubahan informasi sering kali menjadi berita yang menarik perhatian banyak orang. Salah satu kabar terbaru yang muncul adalah mengenai Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, yang dikabarkan tidak jadi bergabung dalam Dewan Penasihat Danantara, Badan Pengelola Investasi di Indonesia.
Danantara Indonesia telah menjalin kerjasama investasi yang signifikan dengan perusahaan tambang asal Prancis, Eramet. Momentum ini bukan hanya sebuah langkah ekonomi, tetapi juga dapat menjadi tonggak sejarah bagi industri pertambangan dan energi bersih di Indonesia.
Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates yang dikenal sebagai salah satu investor terkemuka di dunia, baru-baru ini membuat keputusan untuk tidak bergabung dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai dewan penasihat. Keputusan ini datang hanya dua bulan setelah pengumuman awal yang menyatakan bahwa Dalio akan berkolaborasi dengan Danantara.
Indonesia kini berhadapan dengan sebuah era baru di mana empat perusahaan asal China bersiap untuk menanamkan modal dalam sektor kendaraan listrik (EV) di tanah air. Investasi ini merupakan langkah signifikan dalam upaya transisi bangsa menuju energi bersih dan berkelanjutan.
Di tengah persaingan investasi global yang semakin ketat, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara memiliki strategi yang jelas untuk menarik perhatian investor Thailand. Dengan dukungan dari tokoh-tokoh bertaraf internasional seperti Tony Blair dan Thaksin Shinawatra, Danantara berpeluang memanfaatkan pengalaman dan wawasan dari para pemimpin ini dalam pengelolaan kekayaan negara. Pendekatan ini tidak hanya...