KAMI INDONESIA – Otoritas Rusia mengklaim telah menguasai seluruh wilayah Luhansk, menjadikannya provinsi pertama yang sepenuhnya dikuasai sejak invasi dimulai pada 2022. Klaim ini disampaikan oleh Leonid Pasechnik, pemimpin wilayah Luhansk yang ditunjuk Rusia.
Pernyataan ini dilontarkan melalui wawancara dengan kanal televisi Channel One Rusia pada Senin, 30 Juni 2025. Pemerintah Ukraina belum memberikan respons resmi terhadap klaim tersebut, di tengah terhambatnya perundingan gencatan senjata.
Klaim Penguasaan Luhansk oleh Rusia
Luhansk, yang dianeksasi Rusia pada September 2022, menjadi salah satu provinsi strategis dalam konflik yang berkepanjangan. Leonid Pasechnik menyatakan dalam wawancaranya, “Pasukan Rusia telah menguasai 100 persen Luhansk,” menandakan perkembangan signifikan dalam upaya Rusia untuk memperluas kekuasaannya di Ukraina.
Sebelumnya, selama proses aneksasi, kekuatan militer Rusia belum sepenuhnya menguasai wilayah ini, yang menjadikan klaim terbaru ini menarik perhatian banyak pihak. Penegasan penguasaan ini menandai evolusi situasi konflik yang kompleks dengan banyak faktor yang saling berinteraksi.
Situasi Perundingan Gencatan Senjata
Klaim penguasaan tersebut muncul di saat perundingan gencatan senjata terasa buntu, termasuk upaya mediasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Ketegangan di lapangan tetap tinggi dengan serangkaian serangan yang berlangsung secara berkelanjutan.
Pemerintah Ukraina belum memberikan jawaban resmi atas klaim Rusia, mengindikasikan bahwa masyarakat mungkin merasakan tekanan yang mendalam akibat serangan beruntun yang terus dilancarkan.
Gelombang Serangan Udara Rusia dan Dampaknya
Rusia baru-baru ini terlibat dalam serangkaian serangan udara, meluncurkan 107 drone kamikaze Shahed ke wilayah Ukraina pada Senin, 30 Juni. Di Kharkiv, serangan tersebut menyebabkan korban jiwa, termasuk satu anak, sebagaimana diungkap oleh Gubernur Kharkiv, Oleh Syniehubov.
Institute for the Study of War, lembaga pemikir dari AS, menyatakan bahwa upaya serangan ini bertujuan untuk menekan Ukraina agar segera menyerah. Mereka berpendapat bahwa Rusia kini tengah meningkatkan produksi drone dan rudal balistik, mendemonstrasikan kekuatan yang semakin meningkat dalam konflik ini.