KAMI INDONESIA – Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengonfirmasi bahwa para pedagang burung di Jalan Barito telah menyetujui untuk direlokasi. Pernyataan ini disampaikannya saat menghadiri parade JWFF 2025 di Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Menurut Pramono, relokasi ini bertujuan untuk kepentingan publik, dan para pedagang telah menandatangani kesepakatan untuk segera pindah.
Proses Relokasi Pedagang
Pramono Anung menjelaskan bahwa proses relokasi ini bukan untuk kepentingan individu, tetapi demi kesejahteraan publik. Ia menyebutkan bahwa para pedagang Barito sudah siap untuk pindah kapan saja sesuai kesepakatan.
“Mereka sudah menandatangani itu karena memang, ini kan bukan untuk kepentingan perseorangan, ini kepentingan publik,” ujarnya saat memberikan penjelasan lebih lanjut.
Relokasi ini perlu dilakukan sehubungan dengan proyek penggabungan Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser yang memerlukan area bebas dari pedagang. Pramono juga menambahkan, “Untuk menggabungkan tiga taman tadi ya memang harus ada dan memang itu milik pemerintah DKI, dan harus dibersihkan.”
Pendekatan Persuasif untuk Relokasi
Sebagai langkah persuasif, Gubernur Pramono telah memberikan arahan kepada Wali Kota Jakarta Selatan untuk bernegosiasi dengan para pedagang. Ia menginginkan agar ada proses komunikasi yang baik, demi menemukan solusi terbaik bagi para pedagang dan proyek yang sedang berlangsung.
Pramono menjelaskan, “Saya sudah sampaikan ke Wali Kota Jakarta Selatan untuk dilakukan negosiasi, duduk bersama, ditawarkan alternatif mereka dipindahkan di mana, supaya mereka tetap bisa menjual burung tetapi tidak di tempat itu.”
Upaya ini menunjukkan keinginan pemerintah untuk memfasilitasi pedagang dalam beradaptasi dengan situasi baru tanpa merugikan mereka.
Kawasan Terintegrasi Taman Bendera Pusaka
Sebagai bagian dari proyek ini, Pemprov DKI Jakarta berencana menggabungkan tiga taman tersebut di bawah nama ‘Taman Bendera Pusaka’. Keputusan ini diambil setelah sebelumnya nama ‘Taman ASEAN’ direncanakan, namun dibatalkan karena masalah birokrasi.
“Iya (Bukan Taman ASEAN). Untuk seandainya Taman ASEAN, karena waktunya harus tahun ini kita kejar, perlu birokrasi yang panjang, perlu persetujuan antarnegara,” jelas Fajar mengenai alasan perubahan nama.
Taman Bendera Pusaka diharapkan akan menjadi kawasan yang terhubung dan memudahkan akses masyarakat. Prosesi peletakan batu pertama untuk proyek ini dijadwalkan berlangsung pada 8 Agustus mendatang.