KAMI INDONESIA – Diet prolonged fasting, atau puasa panjang, merupakan metode diet yang bertujuan untuk menurunkan berat badan secara signifikan dengan cara tidak mengkonsumsi makanan padat dalam jangka waktu tertentu. Dalam praktiknya, prolonged fasting yang dilakukan oleh beberapa individu, termasuk selebritas seperti Ashanty, mengacu pada periode berpuasa yang berlangsung lebih dari 24 jam. Metode ini mendapat perhatian luas karena disebut-sebut mampu memberikan hasil penurunan berat badan yang cepat, mengurangi risiko penyakit, serta meningkatkan kesehatan metabolik.
Pengalaman Ashanty dengan Prolonged Fasting
Ashanty, seorang penyanyi dan public figure, baru-baru ini membagikan pengalaman pribadinya menjalani diet prolonged fasting selama lima hari tanpa mengkonsumsi makanan. Dalam prosesnya, ia hanya mengandalkan asupan cairan tertentu untuk bertahan. Ashanty mengklaim bahwa hasil dari diet ini sangat mengejutkan, baik dari segi penurunan berat badan yang signifikan maupun perbaikan kondisi wajah yang sebelumnya bengkak akibat efek samping obat. Pengalaman ini tidak hanya menjadi sorotan publik tetapi juga mengundang diskusi mengenai efektivitas dan keamanan metode diet ini.
Manfaat dan Risiko Prolonged Fasting
Menurut penelitian, prolonged fasting dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, idealnya antara lima hingga 10 persen dalam waktu seminggu. Namun, terdapat risiko yang menyertainya. Dokter gizi memperingatkan bahwa penurunan berat badan yang sehat seharusnya tidak melebihi 0,5 hingga 1 kg per minggu. Selain itu, prolonged fasting juga dapat berpotensi menyebabkan dehidrasi, kekurangan nutrisi, dan gangguan keseimbangan elektrolit jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk melakukan metode ini di bawah pengawasan tenaga medis yang berkompeten.
Persiapan Sebelum Melakukan Prolonged Fasting
Sebelum memulai diet prolonged fasting, sangat penting untuk melakukan persiapan yang matang. Hal ini mencakup konsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan bahwa individu tersebut tidak memiliki kondisi medis yang dapat diperburuk oleh puasa. Selain itu, memperhatikan pola makan sebelum puasa juga merupakan hal yang krusial. Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan serat dan nutrisi, serta mengurangi asupan karbohidrat secara perlahan sebelum dimulainya periode puasa.
Menu Setelah Prolonged Fasting
Setelah menyelesaikan masa puasa, memilih menu buka puasa yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Dalam pengalaman Ashanty, ia memulai dengan mengonsumsi bone broth atau kaldu tulang yang kaya akan nutrisi. Pendekatan ini bermanfaat dalam mengembalikan energi secara perlahan dan memudahkan sistem pencernaan untuk beradaptasi setelah periode puasa yang panjang. Menghindari makanan berat dan langsung memperkenalkan makanan padat setelah puasa dapat mengurangi risiko gangguan pencernaan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Diet prolonged fasting dapat menjadi salah satu pilihan bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat, seperti yang diungkapkan oleh Ashanty. Namun, sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor seperti kesehatan, pengawasan medis, dan risiko yang mungkin terjadi. Bagi siapa pun yang berminat mencoba metode ini, sangat disarankan untuk melakukannya dengan pendekatan yang hati-hati dan mematuhi panduan dari ahli gizi atau dokter.