KAMI INDONESIA – Ibrahim Sjarief Assegaf, suami dari jurnalis senior Najwa Shihab, telah meninggal dunia pada tanggal 20 Mei 2025 setelah mengalami stroke. Sebagai sosok yang sangat berarti bagi keluarga dan banyak orang di sekitarnya, kepergian Ibrahim membawa duka mendalam bagi Najwa dan sang putra, Izzat Assegaf.
Ibrahim yang lahir di Surakarta pada tahun 1977, adalah seorang pengacara dengan pendidikan hukum yang kuat dan dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih.
Kepergiannya dijemput oleh cuaca yang hujan deras saat prosesi pemakamannya. Ini berarti kehampaan yang dirasakan oleh keluarga dan kerabat bahkan di alam ini pun terasa. Hujan yang turut turun dinilai sebagai tanda cinta dari Tuhan bagi orang-orang terkasih.
Dukungan Keluarga di Tengah Duka
Di tengah berduka, Quraish Shihab, sebagai ayah Najwa, mengambil peran penting dalam memberikan dukungan psikologis kepada putrinya. Ia menjelaskan bahwa Najwa telah menunjukkan sikap pasrah dan legawa menerima takdir yang dihadapkan Tuhan kepadanya.
Kesediaan Najwa untuk menerima kenyataan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang yang juga mengalami kehilangan. Quraish mencerminkan rasa sayang dan perhatian terhadap kondisi emosional Najwa di waktu- waktu sulit ini, mengingatkan kita tentang kekuatan keluarga saat menghadapi tantangan hidup.
Kenangan Manis Bersama Ibrahim
Kenangan indah yang dimiliki Najwa bersama Ibrahim merupakan bagian dari perjalanan hidupnya yang terus akan hidup dalam ingatan. Perkawinan mereka yang dimulai di usia muda telah menghasilkan cinta yang tulus.
Ibrahim dikenal sebagai sosok yang sangat menyayangi Najwa, dan melalui anak mereka, Izzat, cinta tersebut dapat diteruskan. Dalam kehadiran keluarga dan sahabat, memori manis ini pun akan terus hidup dan membentuk kebangkitan semangat untuk melanjutkan hidup, meski dengan rasa kehilangan yang mendalam.
Respon Publik Terhadap Kepergian Ibrahim
Kabar duka tentang meninggalnya Ibrahim Assegaf tidak hanya menarik perhatian keluarga dan teman dekat, tetapi juga masyarakat luas. Beberapa tokoh publik bahkan menyempatkan diri untuk datang melayat, menunjukkan betapa besar pengaruh Ibrahim dalam kehidupan sosial.
Keberadaan musisi dan selebriti seperti Armand Maulana dan Deddy Corbuzier dalam prosesi melayat ini mencerminkan rasa empati masyarakat terhadap keluarga yang berduka. Tanggapan publik ini menunjukkan bahwa kemanusiaan dan rasa solidaritas tetap ada di tengah kesedihan.
Kisah Inspiratif Dari Keberanian Najwa
Di balik kesedihan yang mendalam, keberanian Najwa Shihab untuk menghadapi kenyataan menjadi pelajaran yang berharga. Dalam wawancara yang dilakukan setelah kehilangan ini, Najwa berbicara mengenai pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup serta kekuatan untuk move on.
Perasaan legawa yang dirasakan Najwa mengingatkan kita semua bahwa kehidupan harus tetap berjalan meskipun kita harus melewati masa sulit. Menghadapi kehilangan, dapat memberikan perspektif baru bagi banyak orang untuk lebih menghargai kehidupan.
Kesedihan dan Harapan untuk Masa Depan
Kehidupan tetap harus berjalan, meskipun ada kesedihan mendalam dalam hati Najwa dan keluarga. Dukungan dari Quraish dan semua orang terkasih di sekitarnya menjadi kunci dalam membantu Najwa melewati masa transisi ini.
Dengan adanya proses berduka, diharapkan Najwa dan Izzat dapat menemukan jalan menuju rehabilitasi emosional. Ada harapan bahwa kedepannya, Najwa akan dapat berbagi pengalaman dan pelajarannya kepada banyak orang melalui platform yang dimilikinya.