KAMI INDONESIA – Presiden Joko Widodo mengungkapkan kecurigaannya terkait agenda besar politik yang melatarbelakangi polemik mengenai ijazah palsu dan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia mencemaskan bahwa isu-isu tersebut mungkin dirancang untuk merusak reputasi politiknya.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi ketika berbincang dengan wartawan di kediaman pribadinya di Solo pada Senin (14/6/2025). Menurutnya, terdapat kekhawatiran bahwa semua upaya ini diarahkan untuk menurunkan reputasi dirinya di tengah situasi politik yang semakin dinamis.
Kecurigaan Agenda Politik
Dalam pernyataannya, Jokowi menyatakan bahwa ada lebih banyak hal yang perlu diperhatikan di balik isu-isu yang muncul. ‘Saya berperasaan, memang kelihatannya ada agenda besar politik. Dibalik isu-isu ini ijazah palsu, isu pemakzulan,’ ucapnya.
Jokowi menambahkan bahwa agenda tersebut dapat mengancam reputasi dan citra politiknya. ‘Ini perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade,’ jelas Jokowi.
Isu Pemakzulan Wakil Presiden
Polemik yang paling menonjol adalah terkait pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang juga merupakan putra sulung Jokowi. Dalam konteks ini, Jokowi menjelaskan bahwa pemakzulan tersebut merupakan bagian dari kekhawatiran yang lebih luas terkait situasi politik saat ini.
‘Termasuk itu (isu pemakzulan) jadi ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres, saya kira ada agenda besar politik,’ ujar Jokowi, menegaskan adanya hubungan antara kedua isu tersebut.
Respon Jokowi
Walaupun mencurigai adanya agenda politik yang merugikan, Jokowi memastikan akan merespons semua ini dengan tenang dan sabar. ‘Ya buat saya biasa-biasa aja lah dan biasa, ya bisa,’ ungkapnya dengan percaya diri.
Ia berkomitmen untuk tetap fokus pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai presiden, meskipun konflik ini terus berkembang. Sikap tersebut menunjukkan ketahanan dan profesionalisme Jokowi dalam menghadapi berbagai isu di pemerintahan.
