KAMI INDONESIA – Rumah tangga Acha Septriasa kini tengah menjadi sorotan setelah diketahui resmi bercerai dari Vicky Kharisma. Perceraian tersebut terjadi sejak Mei 2025, meski kabar itu baru terungkap ke publik baru-baru ini.
Detail Perceraian Acha dan Vicky
Perceraian Acha Septriasa dan Vicky Kharisma dikonfirmasi melalui laman Direktori Putusan Mahkamah Agung. Dalam dokumen tersebut, tercantum gugatan cerai dengan nomor 1619/Pdt.G/2024/PA.JP yang diajukan Acha pada Desember 2024.
Putusan perceraian dikeluarkan pada 19 Mei 2025, di mana majelis hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengabulkan gugatan cerai Acha. Hal ini ditetapkan dengan putusan verstek karena Vicky tidak hadir di persidangan.
Dalam putusannya, hakim menjatuhkan talak satu ba’in sughra terhadap Vicky, yang menandai resmi berakhirnya ikatan pernikahan mereka. “Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat (VICKY KHARISMA MURIZA BIN H.AFRIZAL MUIS) terhadap Penggugat (JELITA SEPTRIASA BINTI IR.SAGITTA AHIMSHA),” bunyi putusan tersebut.
Reaksi Terhadap Kabar Perceraian
Kabar perceraian ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena selama sembilan tahun bersama, Acha dan Vicky tampak sangat harmonis. Momen-momen kebahagiaan mereka sering diabadikan, termasuk bersama putri mereka, Bridgia Kalina Kharisma.
Setelah pengumuman perceraian ini, Acha mengunggah video di Instagram yang menunjukkan rumah baru mereka di Australia. Di video tersebut, Acha menyertakan hashtag #coparenting, menunjukkan bahwa meski telah bercerai, layanan bersama untuk putri mereka menjadi prioritas.
Hal ini juga menambah spekulasi bahwa Acha dan Vicky berkomitmen untuk tetap bersinergi dalam urusan anak, meski sudah tidak lagi bersama sebagai pasangan suami istri.
Biaya Perkara dan Pengaturan Usai Perceraian
Dalam putusan tersebut, biaya perkara sebesar Rp 2.358.000 dibebankan kepada Acha sebagai penggugat. Hal ini merupakan prosedur standar dalam kasus perceraian, di mana biaya litigasi umumnya ditanggung oleh pihak yang mengajukan gugatan.
Acha Septriasa dan Vicky Kharisma adalah contoh nyata bahwa meskipun hubungan pernikahan berakhir, komunikasi dan pengaturan yang baik tetap dapat terjalin demi kebaikan anak. Mereka berdua diharapkan bisa menjalani peran baru mereka dengan baik pasca perceraian ini.
Masih ada harapan bahwa melalui proses coparenting, Acha dan Vicky dapat menjaga hubungan baik demi tumbuh kembang putri mereka, Bridgia, di tengah situasi yang tidak ideal ini.