KAMI INDONESIA – Sebanyak 160 guru yang dijadwalkan mengajar di Sekolah Rakyat di Indonesia telah resmi mengundurkan diri. Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menjelaskan bahwa keputusan tersebut disebabkan oleh lokasi penempatan yang jauh dari domisili mereka.
Gus Ipul menegaskan, ‘Kira-kira 160-an. Sebabnya apa? Karena mereka merasa penempatannya (Sekolah Rakyat) itu jauh dari domisilinya, jauh dari tempat tinggalnya.’ Pengunduran diri ini berpotensi memengaruhi proses belajar mengajar di berbagai institusi pendidikan tersebut.
Persiapan Pengganti Guru
Menteri Sosial Gus Ipul menyampaikan bahwa pihak kementerian telah menyiapkan pengganti bagi guru-guru yang mengundurkan diri. Ia menambahkan bahwa pengganti tersebut sudah menjalani Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan akan melewati proses seleksi lebih lanjut.
‘Insyaallah sudah disiapkan penggantinya,’ ungkap Gus Ipul, menunjukkan komitmennya untuk mempertahankan kualitas pendidikan di Sekolah Rakyat.
Dengan langkah ini, diharapkan bahwa proses belajar mengajar dapat terus berjalan meskipun terjadi perubahan dalam tenaga pendidik.
Kondisi Siswa di Sekolah Rakyat
Dalam tinjauannya, Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa secara umum para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan di Sekolah Rakyat. Namun, ada laporan tentang beberapa siswa yang mengalami rasa rindu rumah.
‘Ya secara umum ada juga ini yang sakit, ini 1-2. Ada yang mungkin rindu rumah. Adalah yang seperti itu,’ ujar Gus Ipul saat kunjungannya di Yogyakarta.
Pengelola Sekolah Rakyat tentu harus memperhatikan kebutuhan emosional siswa agar proses belajar tidak terganggu.
Fasilitas dan Kurikulum Sekolah Rakyat
Saat ini, terdapat 100 Sekolah Rakyat yang telah dibangun di seluruh Indonesia dengan lebih dari 9.700 siswa. Gus Ipul meyakinkan bahwa mayoritas siswa menunjukkan kemauan yang baik untuk belajar, meskipun beberapa kendala tetap dihadapi.
‘Mereka bersedia mengikuti pembelajaran di sini dan antusias itu yang kita catat ya dan hampir di semua tempat seperti itu. Laporan rata-rata apakah ada masalah, ya kadang-kadang masih ada masalah tapi secara umum udah cukup bagus,’ ungkapnya.
Namun, Gus Ipul juga mencatat adanya masalah fasilitas, seperti adanya pemadaman listrik dan kekurangan air. ‘Ada juga masalah kurang air, kadang listriknya putus, ini bisa kita atasi semua. Secara umum alhamdulillah semua bisa berjalan,’ jelasnya.
Sekolah Rakyat mengadopsi kurikulum berbasis tailor made yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dinamika sosial di sekitarnya, yang diharapkan mampu memberikan pendidikan yang lebih relevan.