KAMI INDONESIA – Pengasuhan anak dapat menjadi tantangan yang menguras waktu, tenaga, dan emosi bagi para orang tua. Kelelahan mental atau burnout sering kali menghantui orang tua dalam menjalani peran ini.
Memahami tanda-tanda burnout sangat penting agar orang tua dapat menjaga kesehatan mental dan emosional. Dengan mengenali gejala-gejala tersebut, tindakan pencegahan dapat diambil sebelum masalah semakin parah.
Apa Itu Burnout dalam Pengasuhan?
Burnout dalam pengasuhan adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang dialami oleh orang tua akibat tekanan yang terus-menerus. Tanda-tanda awal burnout antara lain perasaan kelelahan berkepanjangan, kehilangan minat pada kegiatan sehari-hari, bahkan perasaan putus asa.
Kondisi ini umumnya dipicu oleh tuntutan harian yang berat, seperti mengurus rumah tangga, bekerja, serta memenuhi kebutuhan anak yang terus berkembang. Berdasarkan hasil survei, banyak orang tua merasa tidak memiliki cukup waktu untuk diri sendiri, yang memperburuk keadaan mereka.
Tanda-tanda Burnout yang Perlu Dikenali
Salah satu tanda paling umum dari burnout adalah rasa lelah yang berlebihan. Orang tua mungkin merasa tidak bertenaga meskipun telah tidur cukup, yang dapat memengaruhi suasana hati serta kesehatan mereka secara keseluruhan.
Perasaan cemas yang berlebihan juga menjadi sinyal lainnya. Jika seseorang mulai merasa terjebak dalam rutinitas dan tidak mampu mengatasi situasi, ini dapat menjadi indikasi adanya burnout yang perlu diwaspadai.
Langkah-Langkah Mengatasi Burnout dalam Pengasuhan
Mengatur waktu untuk diri sendiri sangat penting untuk memulihkan energi yang terbuang. Menyisihkan waktu untuk hobi atau melakukan aktivitas yang disenangi dapat membantu orang tua merasa lebih baik.
Selain itu, berbagi beban pengasuhan dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya juga bisa sangat meringankan. Berbicara dengan teman atau bergabung dalam kelompok dukungan orang tua dapat memberikan perspektif baru dan rasa kebersamaan dalam menghadapi tantangan.
