KAMI INDONESIA – Di dunia otomotif, istilah ‘understeer’ dan ‘oversteer’ sering menjadi perbincangan, terutama di kalangan penggemar supercar. Fenomena ini tidak hanya menambah dramatisnya pengalaman berkendara, tetapi juga membawa risiko yang perlu dipahami.
Dalam manuver menyalip, pengemudi wajib waspada untuk menghindari kecelakaan. Memahami perbedaan antara understeer dan oversteer dapat menjadi faktor penyelamat di jalan raya dalam situasi berbahaya.
Apa Itu Understeer?
Understeer adalah kondisi di mana kendaraan bergerak lurus meskipun pengemudi telah memutar kemudi ke arah tikungan. Hal ini terjadi ketika bagian depan mobil kehilangan daya cengkeram saat melaju cepat di tikungan.
Dalam kondisi understeer, mobil menjadi sulit untuk dikendalikan dan berpotensi keluar jalur. Pengemudi sering merasa terjebak dan perlu melakukan usaha ekstra untuk memulihkan arah agar mobil dapat kembali ke jalur yang benar.
Apa Itu Oversteer?
Sebaliknya, oversteer adalah kebalikan dari understeer, di mana bagian belakang mobil kehilangan daya cengkeram dan berputar lebih cepat dibandingkan bagian depan. Fenomena ini umumnya terjadi ketika pengemudi terlalu agresif menginjak pedal gas atau melakukan perubahan arah secara mendadak.
Memahami kondisi oversteer sangat penting, sebab mobil dapat berputar dan kehilangan kontrol dengan cepat. Pengemudi yang tidak siap bisa menghadapi situasi berbahaya, terutama saat melaju dengan kecepatan tinggi.
Risiko Saat Menyalip
Saat melakukan manuver menyalip, baik understeer maupun oversteer dapat terjadi, tergantung pada kemampuan pengemudi dalam mengontrol kendaraan. Misalnya, saat menyalip di jalur sempit, pengemudi seharusnya tidak melaju terlalu cepat agar terhindar dari understeer.
Risiko ini semakin meningkat ketika berkendara di jalan basah atau licin, sehingga pengalaman dan keterampilan berkendara yang baik sangat diperlukan. Selain itu, menjaga jarak aman dari kendaraan lain berfungsi untuk memberi waktu reaksi yang cukup dalam menghadapi potensi risiko yang mungkin muncul.
