KAMI INDONESIA – Jaguar bernama Jalu di Taman Margasatwa Ragunan telah menjadi viral di media sosial akibat penampilannya yang cukup kurus. Kepala Humas TM Ragunan, Wahyudi Bambang, menjelaskan bahwa penampilan tersebut disebabkan oleh usia Jalu yang kini sudah 22 tahun.
Jalu, yang merupakan bagian dari TM Ragunan sejak 2007, menunjukkan bagaimana faktor usia dapat memengaruhi kondisi fisik satwa. Masyarakat diajak untuk lebih memahami perawatan yang diterima Jalu dan tidak hanya menilai berdasarkan penampilan.
Faktor Usia yang Mempengaruhi Kondisi Jaguar
Wahyudi Bambang menjelaskan bahwa Jalu bukanlah satwa baru di taman tersebut, melainkan sudah menjadi bagian dari komunitas di TM Ragunan sejak tahun 2007 saat usianya masih 4 tahun. Kini, di usia 22 tahun, Jalu mencapai usia yang tergolong luar biasa untuk seekor jaguar.
Menurut Wahyudi, di alam liar, jaguar umumnya hanya mampu hidup hingga usia 12-15 tahun. Penurunan kondisi fisik yang terlihat pada Jalu adalah hal yang wajar mengingat faktor usia yang sudah memasuki tahap lanjut.
Ia juga menambahkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan sehubungan dengan penampilan Jalu yang kurus. Hal ini menunjukkan bahwa perawatan di Taman Margasatwa Ragunan dilakukan dengan serius sesuai prinsip kesejahteraan satwa.
Perawatan yang Diberikan untuk Jalu
Wahyudi menjelaskan bahwa satwa yang sudah lanjut usia, termasuk Jalu, mengalami berbagai perubahan fisik seperti penurunan stamina dan gerakan yang lebih lambat. “Tentu, seperti manusia, satwa lanjut usia pun mengalami perubahan: gerak yang melambat, stamina yang berkurang, atau postur tubuh yang tampak lebih ringan,” tuturnya.
Perawatan berkala seperti pemotongan kuku dan pemeriksaan kesehatan juga dilakukan untuk memastikan kesejahteraan Jalu. “Contohnya, melalui unggahan di akun Instagram mereka pada 26 Juni 2023, ditunjukkan proses pemotongan kuku Jalu dilakukan sebagai bagian dari perawatan berkala,” jelasnya.
Hal ini menunjukkan komitmen TM Ragunan untuk menjaga kesehatan dan kebahagiaan satwa-satwa senior yang ada di sana.
Aktivitas dan Perawatan Jalu yang Berkelanjutan
TM Ragunan memastikan bahwa satwa-satwa senior, termasuk Jalu, tetap memperoleh hak untuk beraktivitas secara optimal. Kegiatan seperti berjalan, berjemur, berenang, dan memanjat merupakan bagian dari stimulasi penting untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Perawatan yang rutin dan pengawasan kualitas hidup Jalu menjadi prioritas utama. Wahyudi berharap masyarakat bisa lebih menghargai kondisi nyata satwa dan tidak terburu-buru dalam membuat penilaian, terutama hanya berdasarkan penampilan fisik.
“Mari kita belajar melihat lebih dalam sebelum membuat penilaian,” harapnya, mendorong kesadaran masyarakat tentang keberadaan dan perawatan satwa liar.