KAMI INDONESIA – Jumlah korban meninggal akibat tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali bertambah menjadi enam orang. Korban terakhir yang ditemukan adalah seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.
Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, mengonfirmasi bahwa korban tersebut merupakan anak dari penumpang bernama Fitri April Lestari, yang juga meninggal dalam insiden tersebut.
Proses Pencarian dan Evakuasi Korban
Sebanyak 31 orang berhasil diselamatkan, sementara pencarian masih dilanjutkan untuk 42 orang lainnya yang sebelumnya dilaporkan hilang. Semua korban yang berhasil ditemukan, baik dalam kondisi selamat maupun meninggal, telah dievakuasi ke beberapa titik, termasuk Polsek Gilimanuk, ASDP Gilimanuk, dan RSU Negara di Jembrana, Bali.
Jenazah korban meninggal masih berada di RSUD Negara untuk identifikasi dan pemulangan ke keluarga. Ekspektasi pihak berwenang adalah keenam korban yang meninggal akan diserahkan kepada keluarga malam ini, setelah proses identifikasi selesai dilakukan.
Detail Kecelakaan yang Mematikan
Peristiwa tragis tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya berlangsung pada Rabu malam, 2 Juli 2025, sekitar pukul 23.20 WIB saat kapal berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kapal dikabarkan mengalami kebocoran di ruang mesin yang menyebabkan kapal terbalik dan tenggelam dengan cepat.
Menurut laporan dari petugas Syahbandar Gilimanuk yang menyaksikan langsung kejadian, kebocoran ini menjadi penyebab utama terbaliknya kapal. Tim SAR dari berbagai instansi, termasuk Basarnas, TNI AL, dan Polairud Polda Jatim, terus berupaya mencari korban yang hilang.
Imbauan Pihak Berwenang
Pihak berwenang mengimbau para nelayan dan kapal yang melintas di kawasan tenggelamnya KMP Tunu Pratama untuk memberikan informasi jika melihat tanda-tanda keberadaan korban. Upaya ini diharapkan dapat memfasilitasi pencarian dan penyelamatan yang lebih efektif.
Tim SAR gabungan selalu berada di lokasi dan bekerja tanpa henti untuk mencari korban yang belum ditemukan. Dalam situasi seperti ini, kolaborasi lintas sektor menjadi penting dalam menangani insiden besar seperti ini.