spot_img

Kenangan Mona Ratuliu tentang Sosok Ayah: Selalu Salat Tepat Waktu

KAMI INDONESIA – Mona Ratuliu, seorang aktris dan presenter Indonesia, baru-baru ini mengalami kehilangan besar setelah ayahnya, H. Albert F. Ratuliu, meninggal dunia pada 1 Mei 2025. Sosok ayah yang kombinasi cinta dan ketegasan ini menjadi fondasi bagi Mona dalam menapaki karirnya. Kenangan-kenangan bersama sang ayah tidak hanya melibatkan momen-momen bahagia, tetapi juga pelajaran berharga yang terus menginspirasi hidupnya.

Hari Terakhir yang Mengharukan

Sebelum berpulang, mendiang H. Albert F. Ratuliu menjalankan ritual spiritual yang menjadi tabiatnya, yakni melaksanakan salat tahajud setelah mengambil wudu. Detik-detik terakhirnya dipenuhi dengan keseriusan dan pengabdian kepada Tuhannya, menciptakan gambaran mendalam tentang sosok ayah yang sangat kesetiaan dan ketaatan kepada ajaran agama. Ini bukan hanya menggambarkan dedikasinya, tetapi sekaligus memberikan warisan spiritual yang mendalam kepada anak-anaknya.

Sosok Ayah yang Hangat dan Humoris

Mona sering mengenang ayahnya sebagai sosok yang tidak hanya serius dalam menjalankan tanggung jawabnya, tetapi juga penuh dengan humor. H. Albert F. Ratuliu dikenal sebagai individu yang hangat, mampu menciptakan suasana penuh tawa dan keceriaan dalam keluarganya. Dalam masa-masa sulit, seperti saat sakit atau ketika anak-anaknya menghadapi masalah, ia tahu bagaimana cara menghibur dan memberi dukungan, sehingga kehangatan dalam keluarga tetap terjaga.

Pewarisan Nilai-nilai Kehidupan

H. Albert F. Ratuliu memberikan banyak pelajaran berharga bagi Mona dan keluarganya, terutama dalam hal disiplin, kerja keras, dan kepatuhan kepada agama. Salat tepat waktu adalah salah satu prinsip hidup yang dia tanamkan kepada anak-anaknya. Dedikasi untuk selalu menunaikan ibadah bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mendidik generasi berikutnya tentang pentingnya spiritualitas dan kewajiban sebagai seorang Muslim.

Depresi dan Kesedihan yang Mendalam

Setelah kehilangan ayahnya, Mona Ratuliu merasakan dampak emosional yang signifikan. Dia mengungkapkan betapa dekatnya hubungan mereka dan betapa besarnya rasa kehilangan yang harus dia hadapi. Almarhum adalah cinta pertamanya sebagai ayah, sosok yang mengisi kehidupannya dengan kasih sayang dan perhatian. Suasana duka juga terlihat jelas dari air mata Mona saat mengenang ketulusan di balik setiap pelukan dan nasihat yang diberikan sang ayah.

Kesimpulan: Warisan yang Tak Terlupakan

Kehilangan sosok ayah adalah momen yang sulit bagi setiap individu, namun H. Albert F. Ratuliu meninggalkan warisan yang lebih dari sekadar kenangan fisik — ia meninggalkan nilai-nilai dan prinsip hidup yang tak terlupakan bagi Mona. Ketaatan dalam beribadah dan humor yang menyertainya telah menciptakan kenangan indah yang akan selalu hidup dalam hati Mona dan keluarga. Melalui kenangan-kenangan tersebut, ia dapat merayakan hidup sang ayah selamanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

Hot Topics

Related Articles