KAMI INDONESIA – Kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, termasuk di Jakarta, menarik perhatian masyarakat dan memunculkan berbagai spekulasi. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengonfirmasi bahwa situasi ini bukan disebabkan oleh pembatasan izin impor BBM.
Penyebab Kekosongan Stok BBM
Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa kosongnya stok terjadi di sejumlah SPBU Shell dan BP di Jakarta. Ia menegaskan, penyebab tersebut tidak terkait dengan pembatasan izin impor BBM dan menyatakan akan melakukan pengecekan lebih lanjut kepada Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.
“Bukan (bukan karena pembatasan izin impor BBM),” ujarnya. Yuliot juga memastikan bahwa kementeriannya telah membahas masalah ini dan berupaya menyelesaikannya.
Evaluasi Pasokan BBM Nasional
Yuliot menambahkan bahwa Kementerian ESDM telah melakukan evaluasi menyeluruh terkait pasokan BBM nasional, khususnya saat permintaan tinggi pada Februari 2025. “Jadi untuk pasokan BBM, secara nasional kita lakukan evaluasi secara keseluruhan,” jelasnya.
Menurutnya, lonjakan permintaan yang terjadi beberapa bulan lalu telah menjadi faktor signifikan dalam kekosongan stok saat ini. Pihak kementerian juga berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan untuk menangani situasi ini.
Tanggapan dari Shell Indonesia
Sejumlah SPBU Shell di Jakarta telah mengalami kekosongan stok BBM. President Director & Managing Director Mobility, Shell Indonesia, Ingrid Siburian, mengatakan bahwa produk BBM seperti Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell saat ini.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi, dan kami senantiasa berupaya untuk memastikan kelancaran pendistribusian produk BBM,” ujar Ingrid. Ia juga mengonfirmasi bahwa SPBU Shell tetap melayani pelanggan melalui produk BBM lainnya dan layanan tambahan.