KAMI INDONESIA – Jakarta – Kejaksaan Agung (Kejagung) menjemput paksa Ibrahim Arief, konsultan perorangan yang terlibat dalam kasus pengadaan laptop senilai Rp 9,9 triliun.
Kehadiran Ibrahim di Gedung Kejagung menarik perhatian publik setelah sebelumnya dia diperiksa sebagai saksi dalam dugaan korupsi tersebut.
Detail Penjemputan Paksa
Ibrahim Arief dijemput paksa oleh Kejaksaan Agung dan tiba di gedung Jampidsus sekitar pukul 14.34 WIB dengan mengenakan pakaian hitam.
Dia dibawa masuk oleh beberapa jaksa tanpa memberikan keterangan lebih lanjut, menunjukkan keseriusan pihak Kejagung dalam menangani kasus ini.
Sebelumnya, Ibrahim sempat diperiksa dalam kasus yang sama pada Kamis (12/6) dan Selasa (8/7) sebelum akhirnya dijemput paksa.
Langkah ini diambil oleh Kejagung untuk memastikan keterangannya terkait pengadaan laptop Chromebook yang menjadi objek penyidikan.
Pernyataan Pengacara
Indra Haposan Sihombing, pengacara Ibrahim, mengonfirmasi bahwa kliennya memang dijemput paksa oleh jaksa.
‘Iya, hari ini benar (Ibrahim) dijemput (paksa),’ ujar Indra saat dimintai konfirmasi di lokasi kejadian.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa Ibrahim akan memenuhi semua panggilan hukum yang diperlukan, dan proses hukum akan terus berjalan.
Pernyataan ini menandakan komitmen Ibrahim untuk bekerja sama dengan penyelidikan hukum.
Kejagung Terus Selidiki Kasus Ini
Kejaksaan Agung juga telah memeriksa mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam hubungan dengan dugaan korupsi ini.
Namun hingga saat ini, belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus pengadaan laptop tersebut.
Kejagung terus mengkaji kerugian negara yang ditimbulkan dalam kasus ini dan telah mengundang seluruh pihak yang diperiksa untuk memberikan keterangan sebagai saksi.
Situasi ini jelas menggambarkan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan Kejagung berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini.
