KAMI INDONESIA – Magang tanpa bayaran telah menjadi sorotan di kalangan mahasiswa dan fresh graduate di Indonesia, menimbulkan perdebatan tentang nilai pengalaman versus imbalan finansial.
Sementara beberapa menganggap pengalaman sebagai aset utama, penting untuk menjelajahi keuntungan dan kerugian dari kebijakan ini.
Mengapa Magang Tanpa Bayaran Populer?
Di Indonesia, banyak perusahaan kecil dan start-up menawarkan magang tanpa pembayaran untuk menekan biaya operasional, menarik bagi kandidat yang mencari pengalaman.
Mahasiswa dan fresh graduate sering beranggapan bahwa pengalaman magang, meskipun tanpa gaji, akan memberikan keunggulan kompetitif di pasar kerja yang ketat.
Keuntungan Dari Magang Tanpa Bayaran
Salah satu keuntungan utama dari magang tanpa bayaran adalah kesempatan untuk membangun jaringan profesional dengan berbagai orang di industri yang relevan.
Peserta magang juga dapat mengembangkan keterampilan praktis, seperti komunikasi yang efektif dan manajemen proyek, yang tidak selalu didapatkan di bangku kuliah.
Pengalaman magang ini diakui sebagai nilai tambah bagi para pelamar pekerjaan, karena perekrut sering menghargai pengalaman praktis yang relevan.
Tantangan dan Risiko yang Harus Dihadapi
Namun, di balik keuntungan tersebut, magang tanpa bayaran juga menghadirkan tantangan. Banyak peserta merasakan tekanan saat menjalani magang berbulan-bulan tanpa imbalan finansial.
Dalam beberapa kasus, peserta magang diharuskan bekerja lebih banyak daripada karyawan tetap, yang dapat menimbulkan rasa eksploitasi.
Tantangan finansial juga menjadi perhatian, terutama bagi mahasiswa yang tinggal di kota-kota besar, di mana mereka tetap harus memenuhi biaya hidup tanpa penghasilan.