spot_img

Investigasi Awal Kecelakaan Pesawat Air India yang Merenggut 260 Nyawa

KAMI INDONESIA – Laporan awal hasil investigasi kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 260 orang mengungkapkan fakta mengejutkan tentang saklar pengendali bahan bakar mesin yang dipindahkan ke posisi cut-off hanya beberapa detik setelah lepas landas.

Keputusan untuk menghentikan pasokan bahan bakar ini berakibat fatal, menyebabkan mesin pesawat kehilangan daya seketika.

Apa itu Saklar Bahan Bakar?

Saklar bahan bakar merupakan komponen penting dalam kokpit yang mengatur aliran bahan bakar menuju mesin pesawat. Saklar ini digunakan untuk menyalakan atau mematikan mesin, baik ketika pesawat masih di darat maupun dalam kondisi darurat di udara.

Para ahli penerbangan menegaskan bahwa hampir tidak mungkin seorang pilot secara tidak sengaja memindahkan saklar bahan bakar ke posisi cut-off. Efek dari perpindahan saklar ini langsung dan fatal, yaitu mesin kehilangan daya seketika.

John Cox, pakar keselamatan penerbangan asal Amerika Serikat, menjelaskan, “Saklar ini dirancang agar tidak mudah berpindah posisi tanpa disengaja.” Dia menekankan bahwa sistem daya dan kabel pada saklar dan katup bahan bakar adalah terpisah dan independen, sehingga risiko kesalahan teknis minim.

Di pesawat Boeing 787 milik Air India, saklar pengendali bahan bakar berada tepat di bawah tuas pengatur daya di kokpit. Saklar ini memiliki dua mode, yakni run dan cut-off yang memerlukan tindakan fisik untuk dipindahkan.

Rekaman Suara Kokpit yang Mengejutkan

Data dari flight recorder menunjukkan bahwa hanya beberapa detik setelah lepas landas, saklar bahan bakar berpindah dari posisi run ke cut-off. Kedua saklar berpindah berurutan dalam rentang waktu satu detik, menyebabkan kedua mesin kehilangan daya bersamaan.

Rekaman suara kokpit mengungkapkan adanya percakapan antara dua pilot yang mengejutkan. Salah satu pilot bertanya, “Kenapa kamu matikan bahan bakarnya?” dan pilot lainnya menjawab, “Aku tidak melakukannya.”

Identitas pilot yang berbicara tidak diungkap dalam laporan, apakah itu kapten atau kopilot. Beberapa detik setelah itu, kedua saklar kembali dipindahkan ke posisi run dan ditemukan dalam posisi ini di lokasi kecelakaan.

Boeing menyatakan bahwa jika saklar bahan bakar dipindahkan kembali ke posisi run saat pesawat sedang terbang, sistem kontrol mesin akan berusaha menyalakan ulang secara otomatis. Namun, nampaknya usaha tersebut terlambat untuk mencegah kecelakaan.

Apa yang Salah?

John Nance, pakar keselamatan penerbangan dari AS, juga menyatakan keheranannya dan menegaskan, “Tak ada pilot waras yang akan mematikan saklar bahan bakar saat pesawat baru mulai menanjak.”

Hingga kini, penyebab pasti dari perpindahan saklar masih belum jelas. Penyelidikan lebih lanjut dilakukan untuk mencari tahu apakah ini akibat kesalahan manusia, gangguan sistem, atau faktor lain.

Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem keselamatan dan prosedur dalam penerbangan, serta menekankan perlunya investigasi menyeluruh setelah kejadian kecelakaan yang tragis ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

Hot Topics

Related Articles