spot_img

Greta Thunberg Dideportasi dari Israel, Kembali ke Paris

KAMI INDONESIA – Aktivis lingkungan muda, Greta Thunberg, baru saja tiba di Paris setelah mengalami deportasi dari Israel pada hari Selasa, 10 Juni. Dalam pernyataannya di bandara Charles de Gaulle, ia mengklaim telah menjadi korban penculikan oleh militer Israel.

Thunberg dan sekelompok aktivis lainnya ditangkap saat kapal mereka yang berusaha mengirim bantuan kemanusiaan menuju Gaza mendekati perairan yang diblokade. Aktivis berusia 22 tahun ini menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.

Penangkapan dan Deportasi

Greta Thunberg bersama sebelas aktivis lainnya ditangkap oleh otoritas Israel ketika kapal bantuan mereka yang bernama Madleen mendekati perairan Gaza. Israel berpendapat bahwa semua pengiriman bantuan ke Gaza harus dilakukan melalui Pelabuhan Ashdod, sehingga kedatangan kapal tersebut dianggap melanggar hukum.

Thunberg menyampaikan bahwa mereka ditangkap di perairan internasional dan menolak untuk menandatangani dokumen deportasi yang menyebutkan mereka telah memasuki wilayah Israel secara ilegal. Ia menegaskan bahwa insiden ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional.

Pernyataan Thunberg di Bandara

Setibanya di Paris, Thunberg memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan yang menantinya di bandara. Dalam pernyataannya, ia menyatakan bahwa insiden tersebut menunjukkan pelanggaran hak yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah Israel.

Ia juga mengungkapkan keterpanggilan untuk rekan-rekannya yang masih ditahan di Israel dan mendesak agar mereka segera dibebaskan. Thunberg menekankan bahwa tindakan ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga mengganggu usaha kemanusiaan untuk membantu warga Gaza.

Reaksi Internasional

Penahanan Thunberg dan rekan-rekannya memicu berbagai reaksi dari organisasi hak asasi manusia serta negara-negara di dunia. Banyak pihak menganggap tindakan Israel sebagai pelanggaran nyata terhadap hak asasi manusia.

Di sisi lain, Israel tetap mempertahankan kebijakannya untuk mengontrol bantuan yang menuju Gaza, dengan alasan menjaga keamanan wilayah tersebut. Insiden ini diharapkan dapat menarik perhatian global terhadap kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat Gaza akibat blokade yang berkepanjangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

Hot Topics

Related Articles