KAMI INDONESIA – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia, angka kasus DBD mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai hampir 250 ribu kasus dan menyebabkan lebih dari 1.000 kematian pada tahun 2024. Angka ini menjadi peringatan untuk masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan. Anak-anak sebagai kelompok paling rentan menghadapi DBD memiliki risiko tinggi karena sistem imun mereka yang belum sepenuhnya berkembang.
Keterbatasan Fogging Sebagai Metode Pencegahan
Fogging sering dianggap sebagai solusi utama dalam membasmi nyamuk DBD. Namun, seorang bidan desa menekankan bahwa fogging bukanlah metode yang menyeluruh untuk mengatasi penyebaran nyamuk ini. Meskipun fogging dapat mengurangi populasi nyamuk secara sementara, cara ini tidak mengatasi akar permasalahan, yaitu tempat berkembang biak nyamuk yang biasanya ada di lingkungan sekitar. Fogging perlu diimbangi dengan praktik pencegahan lainnya untuk menjaga efektivitas, termasuk menjaga kebersihan lingkungan.
Prinsip 3M Plus dalam Mencegah DBD
Pencegahan DBD yang efektif dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus. Prinsip ini meliputi Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang. Menguras artinya membuang air yang ada di wadah-wadah penampung air, menutup wadah-wadah yang dapat menampung air hujan, dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Tambahan Plus merujuk pada penggunaan lotion anti-nyamuk serta rutinitas bersih-bersih lingkungan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan ini penting untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya penebaran virus dengue.
Peran Keluarga dalam Pencegahan DBD
Keluarga memegang peranan penting dalam melindungi anggota dari penyakit berbahaya seperti DBD. Para ibu diharapkan dapat mengedukasi diri dan keluarga mengenai langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan. Mulai dari mendidik anak-anak untuk memahami pentingnya kebersihan dan mengenali lingkungan yang bersih bebas nyamuk. Selain itu, keterlibatan aktif dalam kegiatan 3M Plus dapat meningkatkan kesadaran secara kolektif di tingkat masyarakat.
Pendidikan Masyarakat untuk Ketahanan Kesehatan
Pendidikan dan penyuluhan mengenai DBD perlu ditingkatkan untuk menghadapi lonjakan kasus. Berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan, berusaha melakukan kampanye penyuluhan mengenai cara pemberantasan sarang nyamuk. Selain fogging, perlu adanya penyuluhan mengenai pentingnya keterlibatan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah mitigasi utama terhadap risiko DBD.
Membangun Kesadaran kolektif di Lingkungan
Kesadaran kolektif dalam upaya mencegah DBD sangat penting. Proyek berkelanjutan seperti ‘Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk’ diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi dan membangun jaringan dukungan antar anggota masyarakat. Tidak hanya tanggung jawab individu tetapi juga komitmen kelompok dalam menjaga kebersihan lingkungan akan membantu membangun kondisi yang aman dari ancaman penyakit.