spot_img

Fenomena ‘Monday Blues’: Sebuah Tinjauan Psikologis dan Biologis

KAMI INDONESIA – Hari Senin sering dianggap sebagai hari yang paling berat, di mana banyak orang merasa enggan memulai aktivitas baru. Penelitian menunjukkan bahwa perasaan ini didukung oleh faktor psikologis dan biologis yang nyata.

Kondisi ini menciptakan suasana hati yang kurang menyenangkan bagi sebagian individu, terutama setelah menikmati waktu santai selama akhir pekan. Artikel ini akan mengeksplorasi penyebab di balik fenomena yang dikenal dengan sebutan ‘Monday blues’.

Dampak Psikologis Hari Senin

Hari Senin sering kali dipandang sebagai simbol awal minggu kerja, yang menimbulkan rasa cemas bagi sebagian orang. Rasa enggan untuk kembali ke aktivitas rutin dapat memicu stres dan membuat banyak orang merasa terbebani.

Tingkat kolesterol yang lebih tinggi di pagi hari Senin juga berkontribusi pada perasaan kurang bersemangat. Hal ini dapat menyebabkan seseorang merasa lebih lelah dan malas, sehingga mengurangi produktivitas diharapkan.

Setelah menghabiskan waktu bersantai dan menikmati akhir pekan, banyak orang merasa ‘kaget’ oleh kebutuhan untuk beradaptasi kembali dengan rutinitas sehari-hari. Peralihan yang tiba-tiba ini berkontribusi pada peningkatan ketidaknyamanan di hari Senin.

Perubahan Ritme Biologis

Ritme sirkadian, yang mengatur pola tidur dan bangun kita, sangat mempengaruhi perasaan di hari Senin. Setelah dua hari bermalas-malasan di akhir pekan, ritme ini bisa terganggu, mendesak tubuh untuk beradaptasi kembali.

Berdasarkan penelitian, banyak orang cenderung tidur lebih larut dan bangun lebih siang saat akhir pekan. Pergeseran ini dapat menyebabkan ‘Monday blues’, yang disebabkan oleh gangguan pada siklus tidur alami.

Penelitian menunjukkan bahwa tubuh kita mungkin memerlukan beberapa hari untuk kembali ke ‘mode kerja’ setelah akhir pekan yang santai, sehingga awal minggu sering diwarnai dengan rasa malas dan ketidaknyamanan.

Dampak Sosial dan Kultural

Prestise dan produktivitas sering kali dikaitkan dengan hari Senin, menciptakan tekanan sosial untuk tampil lebih baik di awal minggu. Ketidakmampuan memenuhi ekspektasi ini dapat menjadi sumber utama suasana hati yang buruk.

Dalam banyak budaya kerja, hari Senin sering dijadikan sebagai hari evaluasi, di mana laporan dan presentasi dijadwalkan. Hal ini dapat menambah beban mental yang dirasakan oleh banyak orang saat memulai minggu kerja.

Interaksi antara berbagai faktor ini berkontribusi pada suasana hati yang negatif di hari Senin, sementara ingatan akan kebebasan akhir pekan sering membuat peralihan ke hari kerja terasa lebih berat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

Hot Topics

Related Articles