KAMI INDONESIA – Warga Kota Raqqa, Suriah, saat ini berbondong-bondong mencari emas mentah di tepian Sungai Eufrat. Fenomena ini dipicu oleh pengeringan sungai yang memunculkan gundukan tanah berkilau di dasarnya.
Aktivitas ini menjadi viral di media sosial, di mana para pencari emas tampak tidak mengenal lelah menggali tanah dengan sekop dan cangkul, baik siang maupun malam.
Aktivitas Menggali Emas di Sungai Eufrat
Kota Raqqa di Suriah sedang menyaksikan aktivitas yang tidak biasa di tepian Sungai Eufrat, di mana komunitas lokal berusaha menemukan emas mentah. Para pemburu emas menggali dengan alat sederhana, menciptakan suasana kegembiraan di antara penduduk setempat.
Seorang insinyur geologi lokal, Khaled al-Shammari, mengingatkan tentang pentingnya analisis lebih jauh untuk memastikan bahwa apa yang ditemukan benar-benar emas. Ia menekankan perlunya kehati-hatian, mengingat adanya potensi bahaya di lokasi tersebut.
Sungai Eufrat dalam Perspektif Hadis
Pengeringan Sungai Eufrat dan kemunculan bongkahan emas ini telah menarik perhatian beberapa kalangan, terutama dalam konteks hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam kitab Nihayatul ‘Alam oleh Muhammad al ‘Areifi, disebutkan bahwa pengeringan sungai ini adalah salah satu tanda kiamat.
Dari hadits yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab RA, Rasulullah SAW mengisyaratkan, ‘Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Furat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya.’ Pernyataan ini menandakan betapa seriusnya situasi yang terjadi.
Interpretasi dan Makna di Balik Fenomena
Menurut Abu ‘Ubaidah, istilah ‘gunung emas’ dalam hadits tersebut berpotensi menjadi simbol dari kekayaan berharga, seperti minyak bumi. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang tanda-tanda tersebut dapat bervariasi antar individu.
Dalam hadits yang berbeda dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW menekankan agar tidak mengambil emas yang muncul dari dasar Sungai Eufrat. Ia memperingatkan, ‘Hampir terbuka al-Furat dengan (berisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya.’