KAMI INDONESIA – Air laut semakin gelap dalam dua dekade terakhir, dan studi terbaru mengungkapkan penyebab serta dampaknya.
Fenomena ini menjadi perhatian karena berkaitan dengan perubahan iklim dan kesehatan ekosistem laut.
Fenomena Air Laut yang Semakin Gelap
Studi terbaru menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir, terdapat peningkatan ketebalan lapisan air laut yang membuat cahaya sulit untuk menembus ke dalam.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi partikel organik dan anorganik yang mengendap di permukaan air.
Penelitian yang dilakukan di berbagai wilayah, termasuk perairan tropis, menemukan bahwa cahaya yang dapat menembus air laut menurun hingga 30 persen.
Penurunan cahaya ini berpotensi mengganggu proses fotosintesis pada organisme seperti fitoplankton.
Dampak Terhadap Ekosistem Laut
Perubahan dalam penetrasi cahaya ini mempengaruhi keseluruhan ekosistem laut.
Fitoplankton, yang merupakan dasar rantai makanan laut, bergantung pada cahaya untuk bertahan hidup, dan penurunan jumlah cahaya berpotensi merusak populasi mereka.
Sementara itu, spesies yang bergantung pada fitoplankton untuk makanan juga akan terdampak.
Ini bisa menyebabkan penurunan populasi ikan dan mamalia laut yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi komunitas manusia yang bergantung pada sumber daya laut.
Penyebab dan Implikasi yang Lebih Luas
Penyebab utama dari perubahan ini adalah aktivitas manusia yang menyebabkan polusi dan perubahan iklim.
Sisa-sisa pupuk dan limbah industri yang masuk ke laut berkontribusi pada peningkatan partikel yang menggelapkan air laut.
Jika kondisi ini terus berlanjut, dampaknya bisa sangat besar terhadap kesehatan samudera global, termasuk peningkatan suhu air dan penurunan kualitas air.
Hal ini memerlukan perhatian serius dari semua pemangku kepentingan untuk melindungi ekosistem laut.