KAMI INDONESIA – Miliarder asal Amerika Serikat, Elon Musk, baru saja mengumumkan pendirian partai politik baru yang dinamainya Partai Amerika. Dengan tujuan untuk mengembalikan kebebasan masyarakat dalam bernegara, Musk optimis partainya dapat memperoleh kursi di Senat dan DPR daerah.
Dalam unggahannya di platform X, Musk menyampaikan bahwa jajak pendapat menunjukkan dukungan publik yang signifikan terhadap pembentukan partai ini. Ia menargetkan dua hingga tiga kursi di Senat untuk menjadi suara penentu dalam legislatif Amerika.
Partai Amerika: Visi dan Ambisi
Elon Musk, pemilik Tesla dan SpaceX, meluncurkan Partai Amerika dengan ambisi besar untuk terlibat dalam kancah politik AS. Ia berkomitmen untuk mengembalikan kebebasan masyarakat dalam bernegara dan menargetkan perolehan kursi legislatif yang signifikan.
Musk dalam unggahannya menyatakan, “Dengan faktor 2 banding 1, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya!” Dukungan publik terhadap partai ini terungkap dari jajak pendapat yang dibagikannya.
Ia berharap bisa merebut dua hingga tiga kursi di Senat serta delapan hingga sepuluh kursi di DPR daerah. “Mengingat margin legislatif yang sangat tipis, itu akan cukup untuk menjadi suara penentu pada undang-undang yang kontroversial,” ujarnya.
Langkah-langkah Awal Partai Amerika
Meski Partai Amerika belum terdaftar di Federal Election Committee, Musk telah mengumumkan rencana untuk mengadakan kaukus secara independen. Ia juga berencana untuk terlibat dalam diskusi legislatif dengan kedua partai besar, Demokrat dan Republik.
Keterlibatan Musk dalam politik semakin jelas setelah ia menjadi donor terbesar bagi kampanye Partai Republik, terutama untuk Donald Trump, dengan sumbangan lebih dari US$ 280 juta dalam siklus pemilu AS 2024.
Langkah ini menunjukkan komitmennya terhadap partai tersebut meskipun hubungan mereka kini memburuk. Selain itu, Musk juga telah berupaya memangkas anggaran yang dianggap boros melalui inisiatif pemerintah yang kontroversial.
Persepsi dan Kontroversi
Hubungan antara Musk dan Trump mengalami ketegangan akibat perdebatan di media sosial, khususnya terkait RUU anggaran yang diusulkan. Musk mengekspresikan ketidaksetujuannya terhadap RUU tersebut, yang ia anggap sebagai beban finansial bagi negara.
“Jelas terlihat dengan pengeluaran yang gila-gilaan dari RUU ini, yang meningkatkan pagu utang hingga rekor LIMA TRILIUN DOLAR di negara satu partai – PORKY PIG PARTY!!” demikian ia menegaskan.
Musk berkomitmen untuk mendirikan partai yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, serta mengatakan, “Ini saatnya untuk partai politik baru yang benar-benar peduli terhadap rakyat muncul.”