KAMI INDONESIA – Alexander Isak, penyerang Newcastle United, kembali ke klub setelah absen dalam sesi pramusim dan langsung menghadapi sorotan tajam dari para pendukungnya. Situasi ini memanas setelah Isak menolak untuk berlatih dengan Newcastle demi mempertimbangkan pindah ke Liverpool.
Setelah Liverpool mengajukan tawaran sebesar 110 juta pound yang ditolak, sambutan Isak di markas Newcastle pun menjadi sangat negatif, menunjukkan kekecewaan yang mendalam dari suporter yang pernah menganggapnya sebagai pahlawan.
Pergerakan Transfer yang Kontroversial
Alexander Isak telah menunjukkan performa impresif selama membela Newcastle, dengan mencetak 62 gol dari 109 penampilan di semua kompetisi sejak musim 2022-2023. Musim lalu, Isak mencatatkan prestasi terbaik dengan mengoleksi 23 gol di Liga Inggris, sehingga tidak mengejutkan jika Liverpool mengincarnya.
Keinginan Isak untuk pindah ke Liverpool semakin menguat setelah ia memutuskan untuk tidak berlatih bersama Newcastle selama pramusim 2025-2026 dan lebih memilih kembali ke klub lamanya, Real Sociedad. Tawaran Liverpool yang mencapai 110 juta pound atau sekitar 2,4 triliun rupiah pada 1 Agustus 2025 pun ditolak oleh Newcastle, yang menginginkan lebih, yaitu 150 juta pound.
Kembalinya Isak ke Markas Newcastle
Setelah tawaran Liverpool ditolak, Isak kembali ke markas Newcastle, namun tim tidak ada di tempat karena baru kembali dari tur Asia. Momen tersebut seharusnya menjadi kesempatan untuknya memperbaiki hubungan dengan suporter, namun kenyataannya justru berbanding terbalik.
Fans Newcastle, yang sebelumnya mengidolakan Isak, mengungkapkan kemarahan mereka dengan mencemooh dan bahkan seorang anak menendang mobil Isak saat ia berupaya keluar dari stadion. Reaksi keras ini menunjukkan seberapa besar kekecewaan yang dirasakan para pendukung terhadap keputusan Isak.
Perubahan Dinamika Hubungan dengan Suporter
Sebelumnya, Isak dianggap sebagai pahlawan setelah ia berkontribusi signifikan terhadap performa Newcastle. Namun, situasi kini berubah drastis setelah Isak menyatakan keinginannya untuk dijual dan berpindah ke Liverpool.
Hubungan Isak dengan para pendukung Newcastle tampaknya telah rusak parah dan sulit untuk diperbaiki. Sejak saat itu, fans The Magpies melihatnya sebagai pengkhianat, memunculkan skenario yang kompleks antara keinginan pemain dan loyalitas fanbase.