spot_img

Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui, Ini yang Harus Kamu Tau

KAMI INDONESIA – Diabetes Tipe 5 baru saja resmi diakui oleh International Diabetes Federation (IDF) dalam Kongres Diabetes Dunia di Bangkok, Thailand pada 8 April 2025.

Sebelumnya, diabetes selalu dikenal dalam tiga kategori utama: diabetes tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Namun, dengan penemuan baru ini, dunia medis memasuki era baru yang lebih komprehensif dalam klasifikasi diabetes.

Diabetes Tipe 5, yang juga dikenal sebagai Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY), sebetulnya bukanlah penyakit yang benar-benar baru.

Pertama kali didokumentasikan pada tahun 1955 di Jamaica, diabetes ini pernah ditempatkan dalam klasifikasi WHO sebagai diabetes yang berhubungan dengan malnutrisi pada tahun 1980-an.

Namun, karena kurangnya bukti ilmiah yang mendukung, klasifikasi tersebut dihapus pada tahun 1999, membuat penyakit ini hampir tak terlihat selama beberapa dekade.

Ancaman dari Diabetes Tipe 5

Diabetes Tipe 5 merupakan ancaman yang nyata, terutama bagi remaja dan anak-anak, khususnya di negara-negara berkembang.

Penelitian menunjukkan bahwa diabetes ini sering kali diperparah oleh kondisi kekurangan gizi, di mana para penderita tampak sehat secara fisik namun sebenarnya menghadapi risiko kesehatan yang sangat serius.

Hal ini menyoroti pentingnya kesadaran dan penanganan kanker yang tepat.

Sebagaimana diabetes lain, Diabetes Tipe 5 dapat berpotensi menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang jika tidak diobati dengan benar.

Dalam banyak kasus, diabetes ini bahkan salah dikategorikan sebagai diabetes tipe 1 atau tipe 2, akibatnya banyak pasien tidak mendapatkan penanganan yang sesuai. Penemuan ini penting untuk mencegah angka kematian prematur di kalangan orang muda di seluruh dunia.

Gejala yang Perlu Diketahui

Gejala diabetes Tipe 5 sering kali mirip dengan diabetes tipe lainnya, seperti peningkatan rasa haus, frekuensi buang air kecil yang meningkat, serta kelelahan yang tidak biasa. Namun, kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah dapat berbeda dari jenis diabetes lainnya.

Penting untuk mengenali bahwa diabetes tipe 5 juga dapat muncul akibat faktor genetik dan lingkungan, yang menjadikannya kondisi yang kompleks. Anak-anak dan remaja yang mengalami gejala tersebut tidak boleh diabaikan, dan deteksi dini sangat penting untuk menyesuaikan pengobatan yang diperlukan.

Pentingnya Penelitian dan Kesadaran

Dengan pengakuan resmi terhadap Diabetes Tipe 5, sudah saatnya dunia medis mengambil langkah lebih lanjut dalam penelitian dan kesadaran akan kondisi ini.

Sejumlah peneliti, termasuk Meredith Hawkins dari Albert Einstein College of Medicine, telah berperan aktif dalam mempelajari diabetes jenis ini dan menemukan cara untuk menangani pengobatan dengan lebih baik.

Dunia kesehatan diharapkan untuk lebih memprioritaskan penelitian serta pengembangan metode perawatan yang berfokus pada penderita diabetes tipe 5. Ini bukan hanya soal pengobatan, tetapi juga pendidikan tentang gejala dan risikonya.

Resolusi untuk Masa Depan

IDF telah menginisiasi pembentukan Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5 untuk merumuskan pedoman diagnostik dan terapi yang diperlukan. Inisiatif ini merupakan langkah signifikan yang diharapkan dapat membantu pasien mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai berdasarkan kebutuhan spesifik mereka.

Dengan diperkirakan bahwa 20 hingga 25 juta orang di seluruh dunia mungkin terkena Diabetes Tipe 5, kebangkitan perhatian terhadap penyakit ini sangat penting. Khususnya bagi masyarakat di Asia dan Afrika, yang menjadi basis kasus diabetes tipe 5 yang tinggi.

Pengakuan terhadap Diabetes Tipe 5 oleh IDF bukan sekadar pengakuan ilmiah, tetapi juga merupakan seruan global untuk meningkatkan kesadaran, diagnosis dini, dan akses terhadap perawatan yang lebih setara dan efektif.

Ini adalah langkah maju dalam tata kelola kesehatan di seluruh dunia, untuk memastikan generasi muda tidak menjadi korbannya.

Dengan upaya kolaboratif antara para peneliti, pemerintah, dan pihak medis, diharapkan angka kematian akibat diabetes di kalangan anak muda dapat ditekan, serta proporsi penderita yang memiliki akses terhadap pengobatan yang tepat akan semakin meningkat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

Hot Topics

Related Articles