KAMI INDONESIA – Sosial media telah menjadi elemen kunci dalam kehidupan anak muda di era digital saat ini, membawa pengaruh yang signifikan baik positif maupun negatif. Penelitian menunjukkan adanya tautan yang jelas antara penggunaan sosial media yang berlebihan dan masalah kesehatan mental, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.
Sosial Media sebagai Penghubung Social Circle
Sosial media memberikan kesempatan bagi remaja untuk terhubung dengan teman-teman serta memperluas jaringan sosial mereka. Platform seperti Instagram dan TikTok memungkinkan pengguna untuk berbagi momen dan mengekspresikan diri, serta menawarkan dukungan satu sama lain.
Meskipun ada manfaat dari konektivitas ini, perbandingan sosial sering kali muncul. Melihat kehidupan ‘sempurna’ dari teman atau influencer dapat menyebabkan perasaan kurang percaya diri serta ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
Kecanduan dan Efek Negatif pada Kesehatan Mental
Salah satu tantangan utama yang muncul dari penggunaan sosial media adalah kecanduan, di mana anak muda merasa perlu untuk terus-menerus memeriksa notifikasi dan pembaruan. Aktivitas ini dapat mengganggu rutinitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas.
Kecanduan ini sering kali berimbas pada peningkatan stres dan kecemasan. Berdasarkan penelitian, anak muda yang menghabiskan lebih banyak waktu di sosial media cenderung mengalami tingkat tekanan yang lebih tinggi dan kesulitan tidur.
Cyberbullying dan Tekanan Sosial
Cyberbullying merupakan salah satu dampak negatif yang paling signifikan dari sosial media. Korban bullying online dapat mengalami trauma yang berkepanjangan, serta dalam beberapa kasus dapat menyebabkan depresi berat atau bahkan keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
Tekanan sosial di dunia maya semakin nyata. Remaja berusaha memenuhi ekspektasi tidak realistis, berjuang untuk tampil populer atau menarik, yang pada gilirannya berdampak serius terhadap kesehatan mental mereka.
