spot_img

Retreat Kedua di IPDN: Tradisi Unik dan Antusiasme Kepala Daerah

KAMI INDONESIA – Retreat gelombang kedua yang berlangsung di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat, mengejutkan banyak kepala daerah yang ikut serta. Mereka harus menyelesaikan makan siang hanya dalam waktu dua lagu yang diputar, sebagai bagian dari tradisi unik di Menza IPDN.

Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, mengungkapkan bahwa beberapa kepala daerah merasa terburu-buru saat lonceng tanda selesai berbunyi. Situasi ini menjadi pelajaran berharga untuk pengaturan waktu makan yang lebih baik di masa mendatang.

Tradisi Makan di IPDN

Teori makan dengan durasi dua lagu di Menza IPDN telah menjadi bagian dari tradisi kampus tersebut. Bima Arya menyatakan, “Tadi ada yang cerita kaget, mereka bilang makannya baru 3/4 tiba-tiba lonceng (tanda selesai) sudah bunyi.”

Bima Arya juga menekankan pentingnya pengaturan waktu melalui tradisi ini. “Jadi harus menyesuaikan, sekarang oleh Pak Rektor sedang disampaikan tata tertib makan (dengan durasi) dua lagu,” ujarnya.

Wakil Menteri Dalam Negeri dan Rektor IPDN Halilul Khairi menegaskan pentingnya mengetahui tata tertib lain, termasuk larangan merokok sembarangan, untuk menjaga kedisiplinan selama acara berlangsung.

Partisipasi Kepala Daerah

Retreat gelombang kedua diikuti oleh 86 kepala daerah dari total 93 yang terdaftar. Beberapa tidak hadir karena alasan kesehatan atau situasi pribadi.

Salah satu kepala daerah yang tidak dapat hadir, Gubernur Papua Pegunungan, John Tabo, terlambat datang karena kehilangan ibunya. Partisipasi dalam retreat ini diutamakan sambil tetap mempertimbangkan situasi masing-masing daerah.

Seluruh kepala daerah yang hadir mengikuti agenda retreat selama lima hari, dari 22 hingga 26 Juni 2025, berfokus pada pembangunan jaringan dan pengetahuan yang lebih baik.

Keceriaan di Retreat

Meskipun adanya tradisi yang bisa terasa menekan, suasana di retreat tetap ceria dan penuh semangat. Bima Arya mencatat bahwa sebagian kepala daerah belum sepenuhnya memahami tata cara yang ada.

Dia melihat beberapa dari mereka mengambil makanan tanpa mengikuti tata tertib, menciptakan perlunya adaptasi lebih lanjut oleh para kepala daerah. “Tadi saya masih melihat banyak yang belum menyesuaikan, begitu duduk di meja langsung nyaber pisang,” ungkap Bima.

Keceriaan selama retreat didukung oleh berbagai acara, yang menjadi momen penting bagi para kepala daerah untuk berinteraksi dan saling belajar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

Hot Topics

Related Articles