KAMI INDONESIA – Arya Saloka dan Putri Anne, pasangan yang sempat mendapatkan perhatian publik, kini menghadapi titik balik dalam hubungan mereka. Proses perceraian yang tengah berlangsung menjadi sorotan, terutama dengan sidang putusan pada Rabu 28 Mei 2025.
Perceraian sering kali dianggap sebagai akhir dari segalanya, tetapi di dalamnya terdapat banyak aspek yang perlu dipahami. Dalam kasus ini, Arya sebagai penggugat telah menunjuk kuasa hukum dan memberikan wewenang penuh kepada mereka untuk menangani permasalahan hukum ini.
Proses Sidang Perceraian Melalui E-Court
Sidang perceraian Arya Saloka dan Putri Anne menggunakan sistem e-court, yang memudahkan para pihak beracara dan mempercepat proses hukum. Dikatakan bahwa Putri Anne tidak pernah hadir dalam persidangan, kemungkinan karena telah menyepakati perceraian ini secara damai.
Hal ini menunjukkan bahwa meski ada perpisahan, masih ada saling pengertian dan niat baik antara keduanya untuk melanjutkan hidup masing-masing tanpa kebencian.
Di persidangan, Arya menghadirkan dua teman sebagai saksi untuk mendukung proses perceraian. Penyajian saksi ini penting untuk memperkuat posisinya di mata pengadilan.
Meskipun Arya sering absen, langkah ini menunjukkan komitmennya untuk menyelesaikan proses ini sebaik mungkin. Dari penjelasan yang ada, kedua belah pihak sudah berbicara dan menyepakati masalah ini, termasuk hak asuh anak yang jatuh ke tangan Putri Anne.
Perceraian bukan hanya sekadar pemisahan dua individu, tetapi juga menyangkut hak dan tanggung jawab, terutama jika terdapat anak di dalamnya.
Dengan Putri Anne sebagai pemegang hak asuh, Arya Saloka tetap diberikan ruang untuk berinteraksi dengan anaknya. Ini menunjukkan bahwa dalam situasi sulit sekalipun, komitmen untuk menjaga komunikasi demi kesejahteraan anak tetap menjadi prioritas.
