KAMI INDONESIA – Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur yang dilakukan pada bulan Mei 2025.
Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global yang kian kompleks.
Penurunan BI Rate ini diharapkan dapat menciptakan momentum bagi perekonomian Indonesia, dengan mempertimbangkan stabilitas inflasi dan nilai tukar.
Dampak Penurunan BI Rate pada Pertumbuhan Ekonomi
Dengan penurunan suku bunga ini, Bank Indonesia bertujuan untuk meningkatkan likuiditas dalam sistem keuangan dan mendorong konsumsi masyarakat.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, menggarisbawahi bahwa langkah ini bertujuan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang pada kuartal I-2025 tercatat lebih rendah daripada harapan pemerintah.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2025 kini berada dalam kisaran 4,6% hingga 5,4%, yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya.
Kondisi Ekonomi Global dan Domestik yang Mempengaruhi Keputusan
Bank Indonesia mengambil keputusan ini di tengah ketidakpastian global yang besar akibat kebijakan perdagangan dan tarif resiprokal yang berubah-ubah.
Realitas ini memaksa BI untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, di mana pertumbuhan pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara tahunan (YoY), mengalami penurunan dibandingkan kuartal IV-2024 yang mencapai 5,02%.
Kondisi ini menunjukan perlunya langkah-langkah adaptif untuk menstimulasi pertumbuhan.
Kebijakan Moneter dan Stabilitas Inflasi
BI akan terus memantau inflasi yang diharapkan tetap terkendali mulai dari sasaran 2,5±1% untuk tahun 2025 dan 2026, sehingga dapat memberikan ruang untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
Perry menekankan pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi melalui kebijakan suku bunga yang adaptif.
Dengan tetap memperhatikan dinamika global dan domestik, BI berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Reaksi Pasar terhadap Penurunan BI Rate
Pasar menyambut baik keputusan penurunan suku bunga ini, di mana ekspektasi akan adanya investasi dan konsumsi yang lebih tinggi diharapkan akan muncul.
Ekonom dari Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai bahwa saat ini adalah momentum yang tepat bagi BI untuk memangkas suku bunga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih substansial.
Reaksi pasar juga mencerminkan optimisme atas langkah-langkah kebijakan moneter yang diambil oleh BI untuk memberikan dorongan pada perekonomian.
Masa Depan Ekonomi Indonesia dengan Kebijakan Baru
Dengan BI Rate yang lebih rendah, potensi bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan menjadi harapan bagi semua pemangku kepentingan.
Bank Indonesia berupaya untuk terus menyesuaikan kebijakan moneternya dengan situasi pasar dan tantangan perekonomian global yang selalu berubah.
Ke depannya, diharapkan kebijakan ini dapat memberikan dampak positif bagi lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat.