KAMI INDONESIA – Kanker usus besar atau kanker kolorektal kini semakin banyak menyerang generasi muda, termasuk mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Berdasarkan data dari International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dirilis pada tahun 2022, dari sekitar 25.000 kasus kanker kolorektal di Indonesia, terdapat sekitar 1.400 pasien berusia di bawah 40 tahun, termasuk 446 kasus pada kelompok usia 20 hingga 29 tahun. Angka-angka ini menunjukkan bahwa satu dari dua puluh pasien yang terdiagnosis kanker kolorektal saat ini adalah bagian dari generasi muda, yang sebelumnya dianggap sebagai kelompok risiko rendah dalam konteks penyakit ini.
Masalah ini menyebabkan para pakar kesehatan menggeser pandangan tentang usia yang berisiko terhadap kanker kolorektal, dan menyoroti perlunya kesadaran lebih dalam mencegah dan mengidentifikasi gejala lebih awal.
Faktor Penyebab Peningkatan Kasus
Faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat menjadi dua penyebab utama meningkatnya kasus kanker usus besar di kalangan generasi muda. Riwayat keluarga yang mengidap kanker sangat berpengaruh pada individu yang berisiko, di mana adanya komponen genetik dapat memperbesar kemungkinan seseorang untuk mengembangkan penyakit ini. Di sisi lain, gaya hidup yang meliputi kurangnya aktivitas fisik, pola makan tinggi lemak dari makanan olahan, merokok, serta konsumsi alkohol berlebihan juga berkontribusi signifikan terhadap peningkatan risiko kanker kolorektal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi antara faktor genetik dan kebiasaan hidup yang tidak sehat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kanker usus besar, bahkan di kalangan generasi muda.
Gejala Kanker Usus Besar
Salah satu tantangan utama dalam deteksi dini kanker usus besar adalah gejala yang kadang tidak spesifik atau tidak muncul hingga penyakit tersebut berada pada tahap lanjut. Pada banyak kasus, kanker kolorektal dapat dimulai dari polip yang tidak terdeteksi dan berkembang seiring waktu. Gejala dapat bervariasi dari masalah pencernaan yang tidak kunjung membaik, perubahan pola buang air besar, hingga penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Penting bagi generasi muda untuk menyadari gejala- gejala ini dan mencari bantuan medis segera jika mereka mengalaminya. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan, seperti tes feses, menjadi langkah krusial dalam mengidentifikasi masalah pencernaan yang lebih serius.
Peran Diet dan Aktivitas Fisik
Pakar kesehatan menggarisbawahi pentingnya membangun pola makan yang sehat dan aktif sebagai langkah pencegahan kanker usus besar. Menghindari makanan cepat saji dan kembali ke pola makan berbasis makanan segar (real food) menjadi saran utama. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian dapat menjadi strategi efektif untuk mengurangi risiko kanker kolorektal.
Selain itu, meningkatkan aktivitas fisik juga menjadi aspek penting. Gaya hidup yang lebih aktif telah terbukti dapat menurunkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker. Generasi muda diharapkan untuk lebih peduli pada kebiasaan harian mereka, baik dalam hal diet maupun olahraga.
Kesadaran dan Edukasi Kesehatan
Meningkatnya kasus kanker usus besar di kalangan generasi muda menuntut upaya edukasi kesehatan yang lebih baik. Kesadaran tentang risiko yang mungkin dihadapi, pentingnya pemeriksaan dini, serta pengetahuan tentang gejala perlu disebarluaskan secara luas. Kegiatan seminar dan pelatihan kesehatan dapat menjadi langkah efektif dalam memberikan informasi dan mendidik masyarakat tentang pencegahan dan deteksi dini kanker kolorektal.
Keterlibatan aktif individu dalam memahami kondisi kesehatan mereka sendiri dan mematuhi langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk menurunkan angka kejadian kanker usus besar di masa depan.
Kesimpulan
Kasus kanker usus besar yang meningkat di kalangan generasi muda menjadi perhatian serius dalam bidang kesehatan. Memperhatikan faktor penyebab, seperti gaya hidup dan riwayat keluarga, serta mengenali gejala dengan lebih baik menjadi kunci dalam upaya pencegahan. Pijakan dari segi diet yang sehat dan aktif, diiringi dengan kesadaran akan kesehatan, dapat membantu menanggulangi ancaman kanker ini.
Sangat penting bagi generasi muda untuk proaktif dalam menjaga kesehatan, mengingat kanker kolorektal bukan lagi masalah kesehatan yang hanya dialami oleh orang tua, melainkan juga menyasar kepada kelompok usia yang lebih muda.