KAMI INDONESIA – Pada dini hari Jumat, 2 Mei 2025, kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Pemalang-Batang. Insiden ini melibatkan mobil yang ditumpangi anggota DPR, Alamuddin Dimyati Rois, dan rombongannya, termasuk dua asistennya yang juga meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 02.40 WIB, di Km 315+900 jalur A, wilayah Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
Kecelakaan yang mencekam ini meninggalkan banyak pertanyaan di benak masyarakat, terutama mengenai sebab dan dampak dari peristiwa yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
Kecelakaan ini menunjukkan betapa rentannya situasi di jalan tol, meskipun sering dianggap sebagai salah satu jalur paling aman untuk perjalanan.
Dampak Kecelakaan pada Anggota DPR
Alamuddin Dimyati Rois, yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Alam, dibawa ke RS Budi Rahayu di Kota Pekalongan setelah kejadian tersebut. Meski mendapat perawatan intensif, kondisi Gus Alam tidak membaik dan ia sempat mengalami koma sebelum dinyatakan meninggal dunia pada pukul 05.42 WIB di rumah sakit yang sama.
Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga kolega di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan masyarakat luas.
Gus Alam lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal pada 26 Desember 1980, dan dikenal sebagai sosok yang mendahulukan kepentingan masyarakat. Sebelum tragedi ini, ia telah berkomitmen untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat sebagai anggota DPR dari Fraksi PKB.
Kesedihan di Kalangan Politikus
Kepergian Gus Alam dirasakan secara mendalam oleh rekan-rekannya di PKB, di mana mereka secara resmi menyampaikan duka cita yang mendalam atas kehilangan sosok yang selama ini dianggap sebagai pionir dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Beberapa kolega menyatakan bahwa Gus Alam adalah seorang yang selalu mendengar dan merespon keluhan rakyat.
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengungkapkan rasa kehilangan ini dengan mengingat dedikasi Gus Alam terhadap tugas dan tanggung jawab yang diembannya sebagai wakil rakyat.
Reaksi Masyarakat dan Media
Berita tentang kecelakaan yang mengakibatkan kematian Gus Alam menyebar dengan cepat di media sosial, di mana banyak pengguna menyampaikan ucapan belasungkawa dan berbagi kenangan tentang sosoknya.
Kecelakaan ini pun menjadi sorotan media, dengan banyak laporan yang menerangkan detail kejadian serta dampak dari hilangnya seorang politisi yang dihormati.
Video dari kejadian tersebut yang menunjukkan mobil yang remuk setelah menabrak truk membuat publik semakin terkejut. Tindakan keselamatan di jalan tol pun kembali menjadi topik pembicaraan hangat, dengan banyak yang berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Perjalanan Terakhir
Alamuddin Dimyati Rois dimakamkan di samping makam ayahnya, almarhum KH. Dimyati Rois, yang merupakan seorang ulama kharismatik di Kendal.
Pemakaman ini menjadi momen perpisahan yang penuh haru, dengan banyak pengunjung dan kolega memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang telah memberikan banyak kepada masyarakat.
Keberadaan Gus Alam dalam dunia politik Indonesia menjadi catatan berharga, di mana semangatnya untuk mengutamakan kepentingan rakyat patut dicontoh oleh generasi penerus.
Refleksi atas Kehilangan
Kehilangan seorang anggota DPR seperti Gus Alam bukan hanya duka bagi keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat yang kehilangan suara yang berjuang untuk mereka.
Insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan di jalan, dan betapa cepatnya hidup bisa direnggut oleh kecelakaan yang tidak terduga.
Sebagai individu, Gus Alam dikenal sebagai sosok yang peduli, dan kepergiannya menjadi kehilangan besar dalam dunia politik Indonesia. Publik berharap bahwa jejaring politik di tanah air akan terus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap langkah yang diambilnya.