KAMI INDONESIA – Komunikasi yang efektif dalam hubungan pasangan sangat penting, namun gaya komunikasi tertentu dapat berdampak negatif. Menghindari pola komunikasi yang merusak dapat menjaga keharmonisan dalam hubungan.
1. Menggunakan Sindiran dan Olok-Olok
Sindiran dalam interaksi sering kali dianggap sebagai candaan, akan tetapi dapat memiliki dampak yang menyakitkan. Pasangan yang berkomunikasi dengan cara ini dapat membangun rasa tidak nyaman dan mengikis kepercayaan antar mereka.
Olok-olok yang tidak disetujui dapat menimbulkan jarak emosional antara pasangan, berpotensi merusak hubungan. Jika satu pihak merasa dihina atau dicemooh, maka hubungan tersebut akan menjadi rentan dan penuh ketegangan.
Maka dari itu, penting untuk menyadari bahwa humor dalam komunikasi seharusnya bersifat positif dan tidak menyakiti perasaan pasangan. “Jika ada niat untuk bercanda, pastikan bahwa kedua belah pihak sepakat dan tidak tersakiti.”
2. Komunikasi dengan Nada Menggurui
Sikap yang merasa superior serta menggurui dalam percakapan dapat menjadi penghalang yang serius dalam komunikasi pasangan. Hal ini dapat membuat satu pihak merasa kecil dan kurang dihargai sehingga komunikasi menjadi semakin sulit.
Menampilkan sikap semacam itu dapat membuat pasangan merasa dihakimi, yang pada akhirnya memburuknya hubungan. Dialog yang sehat haruslah melibatkan saling menghargai, bukan justru menunjukkan siapa yang lebih hebat.
Dianjurkan untuk berdiskusi dengan nada yang lebih egaliter, di mana kedua pihak merasa didengarkan dan dihargai. Sikap ini dapat menciptakan suasana nyaman dalam komunikasi yang lebih efektif.
3. Mengabaikan Perasaan Pasangan
Sering kali, pasangan berkomunikasi dengan mengabaikan perasaan satu sama lain, yang dapat menjadi jalan pintas yang merugikan. Situasi ini muncul ketika seseorang terlalu fokus pada logika tanpa mempertimbangkan bagaimana perasaan pasangannya.
Mengabaikan perasaan dapat memicu konflik yang lebih besar di kemudian hari, karena satu pihak merasa tidak dipahami dan terabaikan. Karenanya, penting untuk menyisihkan waktu dalam mendengarkan dan memahami perasaan pasangan.
Perhatikan ekspresi dan nada suara pasangan saat berkomunikasi untuk meningkatkan pemahaman. “Menyadari perilakunya akan membangun kepercayaan dan kedekatan dalam hubungan.”